Jumat, 30 Maret 2012

Kiat Jangan Berstandard Ideal

Pembaca yang baik hati,
musuh penderita skizofrenia adalah selalu berstandard Ideal...maunya kita ini yang ideal-ideal...kalau ingin buat laporan tugas, laporannya ingin sempurna...kalau ingin rezeki, inginnya rezeki yang selamanya berkelimpahan...kalau ingin istirahat merasa bersalah, karena inginnya selalu kerja keras...Standard-standard ini mempersulit diri sendiri...kalau kita melihat di sekeliling kita, ternyata orang-orang yang kemampuannya dibawah standard kita  hidup lebih bahagia, lebih tenang serta bergembira...karena mereka tak dikejar-kejar standard tinggi...entah kenapa kita selalu berkecenderungan berstandard tinggi...apa karena kita dulu semasa sekolah sering juara kelas atau juara umum? Apa karena kita terlalu berpikir?  So lets hidup bahagia...lupakan standard tinggi, tapi kita tetap bekerja dengan enjoy...lebih baik hidup bahagia tanpa standard tinggi dan dapat nilai cukup untuk lolos, daripada hidup dibawah depresi karena ingin meraih nilai tinggi...Namun memang ada yang diharuskan berstandard tinggi yang diraih dalam kehidupan kita, sehingga terpenuhi kebutuhan akan ke-ideal-an yaitu dalam meraih akhirat...khususnya dengan ibadah dan mengharap Rahmat-Nya dapat melihat Wajah Allah di Surga nanti...Amin....   

1 komentar:

  1. halo mas Arifal. saya baru pertama kali datang ke blog ini dan saya suka kontennya. saya penderita bipolar. suatu hari oleh psikolog saya juga disebut perfeksionis. saya pun merasa demikian, padahal lucunya saya ini cupu, cemen, sering gagal dan terbelakang dalam banyak hal. seperti misalnya jika kebanyakan cowok main sepakbola, saya nggak hobi sepakbola. dalam akademis saya juga selalu pas-pasan. tapi saya selalu mengharapkan segalanya sesuai standar saya. saya jadi kaku, bahkan dengan perhatian dari orangtua saya sendiri.

    saya pun sudah berusaha belajar memercayai orang dan memercayakan rasa aman saya pada dunia sekitar saya, tapi belum benar-benar berhasil. sehingga seringkali standar yang kaku itu jadi bahan bakar setiap saya mulai dengar "suara-suara", membuat saya semakin merasa dijudge dan tidak aman.

    bagaimana ya supaya bisa lebih lay back dan mudah menyatu dengan situasi sosial tanpa mematok standar yang tidak realistis terhadap orang lain dan sekitar?

    BalasHapus