Pembaca yang budiman...
Kadang kita skizofrenia sedih, kok sekarang bete lagi bete lagi...Kemarin-kemarin kita mengerjakan hal-hal seperti biasa ini, ada semangat dan keasyikannya, namun sekarang kok kesenangan itu hilang...kita lesu, dan jadi kurang bergairah dalam menjalani kehidupan. Jika ini yang dialami pembaca, saya menyarankan cobalah mengerjakan sesuatu hal yang baru...atau sesuatu yang pernah dikerjakan namun telah lama tidak dikerjakan. Contohnya yang saya alami begini...saat itu hari libur, saya bete dan iseng-iseng memainkan hp saya...Ketika saya melihat-lihat fitur hp saya, saya lihat ada radio nya...saya jadi ingat lagi: dulu saya senang mendengarkan radio karena ada bekas kawan SMA (SMU) saya yang sekarang jadi Pembicara di suatu siaran Radio Swasta, tiap hari Jum'at...Saya senang mendengarkannya...Disamping acara yang ia bicarakan, saya juga jadi tertarik "memutar" gelombang-gelombang radio lainnya. Begitulah saya asyik mendengarkan radio. Namun kemudian, berminggu-minggu mendengar radio, luntur juga ketertarikan saya mendengar radio, saya mendengarkan mp3 yang saya beli dan membaca buku-buku yang baru. Nah ketika bete di hari libur itu, kemudian saya melihat radio di hp itu, maka saya asyik kembali mendengar radio...dan...perasaan asyik ini adalah yang kita butuhkan karena setelah gejala positif skizofrenia hilang dengan obat (gejala halusinasi dan delusi), kita harus memerangi gejala negatif yang lebih susah hilang dengan obat, berupa depresi, lack of emotion...yang salah satunya bisa kita perangi dengan adanya rasa asyik didalam jiwa kita...dan mudah-mudahan dengan mengerjakan sesuatu yang baru, atau mengerjakan hal yang telah lama tidak dikerjakan menjadi satu kiat untuk memperoleh keasyikan dalam diri kita sebagai modal untuk beraktifitas, baik ibadah maupun tugas lainnya...Insya Allah...
Senin, 30 April 2012
Senin, 23 April 2012
Kiat Happy/ Ingat Yang Lucu
Pembaca yang budiman...
Kita skizofrenia umumnya bersikap serius, terlalu berpikir dan sensitif...kita sering lack of motivation. Karena terlalu serius, kita gampang stress bila menghadapi suatu keadaan atau tugas kerja yang berat. Sifat dan sikap ini dekat dengan depresi. Karena emosi adalah pilihan (kata banyak orang), daripada memilih untuk stres dan depresi serta malas beraktifitas, maka kita bisa memilih untuk selalu happy dan riang...Kita memilih untuk selalu gembira untuk memerangi kecenderungan kita menjadi depresi. Daripada kita berpikir tentang kecemasan masa depan, ketidak-enak-an hidup, beratnya menjalani hidup, lebih baik kita berpikir tentang yang happy-happy saja. Misalnya mengingat tentang surga yang dijanjikan Allah, masa-masa hidup yang indah/nostalgia, kejadian hidup yang lucu yang kita alami dan sebagainya. Atau mengingat film-film yang lucu seperti Mr. Bean, Forest Gump atau Back To The Future I, II,II atau film-film lainnya yang lucu bagi Pembaca, atau cara-cara lainnya yang sesuai dengan Pembaca...Dengan berusaha menjadi riang, Insya Allah sifat bawaan kita yang gampang depresi dan malas beraktifitas itu bisa kita perangi...Dengan menghadapi dengan riang, Insya Allah hidup menjadi indah dan menyenangkan, segala problem dihadapi dengan semangat dan menyenangkan...Insya Allah...(dan tentunya kita tidak lupa bersyukur kepada Allah...Alhamdulillah...)
Rabu, 18 April 2012
Kiat Cangkok
Pembaca yang baik hati...
Kita skizofrenia sering tak mempunyai emosi...emosi kita datar...kita tanpa motivasi...akhirnya kita sering jadi malas...tak mau beraktifitas...maunya tidur. Apabila ini terjadi, saya sering "mencangkok" perasaan saya waktu SMA (SMU) dengan masa sekarang ini...masa-masa SMA saya adalah masa-masa yang indah, yaitu masa-masa sebelum sakit (saya sakit ketika tingkat II waktu kuliah). Orang-orang berkata bahwa masa SMA adalah masa-masa yang sangat indah, dan ini juga benar-benar saya alami. Sebaliknya masa-masa setelah pertama kali sakit skizofrenia (onset) dan setelahnya, adalah masa tanpa motivasi...dan masa tidak dapat memperoleh kesenangan dari aktifitas yang sebelumnya kita enjoy melakukannya...masa setelah kena skizofrenia adalah masa yang penuh "prahara", depresi dan sebagainya. Untuk menghilangkan perasaan "prahara" skizofrenia ini, saya mengatasinya dengan mencangkok "perasaan-perasaan waktu SMA" ke masa saat ini...ini saya lakukan dengan mendengarkan satu lagu yang membawa saya ingat ke masa SMA itu...dalam hal ini saya mendengarkan lagu Forever Young-nya Alphavile yang sangat ngetop ketika saya SMA...saya dengar berulang-ulang dengan hp saya (saran saya jangan bermacam-macam lagu sekaligus, tapi satu lagu diulang-ulang, karena bermacam-macam lagu membuat perasaan kita campur aduk, tak stabil)...jika bosan dengan lagu ini, maka saya mendengarkan berulang-ulang satu lagu lain lagi yang saya dengar waktu sebelum sakit, misalnya lagu Caravan atau Smooth Criminal-nya Michael Jackson...demikianlah saya mencangkok perasaan saya saat ini dengan masa-masa SMA atau masa-masa sebelum sakit lainnya...dan ini berhasil membuat perasaan saya senang, emosi terisi tidak kosong...(tak lupa dengar lagunya diiringi dengan dzikir Alhamdulillah sebagai rasa syukur kepada Allah dengan enaknya perasaan ini)... sehingga bisa beraktifitas, bekerja mencari uang atau aktifitas lainnya...mudah-mudahan Pembaca juga demikian merasakannya...
Minggu, 15 April 2012
Kiat Berperang Lawan Setan, tiap Detik.
Pembaca yang budiman...
Sebagai seorang biasa/normal
manusia memerlukan semangat untuk menjalani kehidupannya...apalagi dengan kita
skizofrenia...Seorang manusia muslim diperintahkan oleh Allah dalam Al Qur'an
untuk menjadikan setan sebagai musuh...Hikmah dengan adanya setan sebagai musuh
ini sangat besar, kita jadi berjaga-jaga dan berusaha menjauhi bisikannya yang
membawa kepada kelemahan dan kehancuran...Konon metode selalu
menjadikan/mengadakan musuh bagi dirinya ini dijalankan Pemerintah Amerika
Serikat untuk menyatukan negeri nya dari perpecahan karena masalah dalam
negeri. Demikianlah sejak Perang Dunia II, Amerika selalu mengadakan musuh bagi
negaranya yaitu Vietnam, Rusia, dan sekarang Islam. Menjadikan setan sebagai
musuh lebih besar lagi persoalannya bagi kita...karena orang biasa yang normal
saja diganggu oleh setan dalam bisikan-bisikan jahatnya kepada jiwa manusia,
apalagi kita skizofrenia yang memang punya bakat depresi karena ada masalah
dengan dopamin di otak kita...Kita mengalami dua serangan, serangan skizofrenia
dan serangan dari bisikan setan...Umumnya kita lalai dengan kenyataan ini dan
hanya merasakan sindrom skizofrenia saja...Sebenarnya dengan menjadikan setan
sebagai musuh, dan ini kita sadari setiap detik, dan kita membentengi diri kita
dari bisikannya dengan Dzikir atau bacaan-bacaan lainnya dari Al Qur'an, bisa
membuat jiwa kita nyaman dan bersemangat...Menurut Al Qur'an, setan selalu
mengganggu kita dari atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang kita dan
mengganggu kita dengan was-was dan bisikan-bisikan jahat yang membuat kita
gelisah, cemas dan takut miskin yang mengakibat depresi dan menyebabkan kita
tidak dapat berpikir...Jika kita berdzikir atau membaca Ayat atau Surat Al
Qur'an yang lain, setan menjauh dari kita, karena menurut hadits Nabi bacaan
Dzkir tersebut menusuk-nusuk perut setan sehingga ia menjauh...Dengan
membentengi diri dengan Dzikir dan bacaan Ayat atau Surat Al Qur'an lainnya (yang
mana juga memberi pahala bagi kita) akan turun ketenangan dalam hati dan jiwa,
karena dalam hal ini ikut turun tangan melindungi kita Tuhan Yang Maha Kuasa,
Allah S.W.T. yang tercinta, sesuai dengan janji-Nya dalam AlQur'an...Dengan
jiwa yang tenang Insya Allah kita bisa lebih baik menjalankan aktifitas dan tugas-tugas kehidupan, dalam
rangka ibadah menabung pahala dan mengharapkan Ridho-Nya, sampai akhir menutup
mata, sampai Allah Memanggil kita untuk Kehidupan Abadi nanti...Insya Allah...(Ya
Allah Ampuni dan Sayangilah kami...Amin ya Robbal'alamin)
Kiat Hantam...Lawan...!
Pembaca yang budiman...
Kita skizofrenia sering galau dan
kacau...kita menunggu-nunggu kondisi jiwa yang enak dan nyaman untuk
beraktifitas...jika kondisi tidak nyaman kita menjadi pasif dan malas
beraktifitas...hal ini kurang baik karena menyebabkan waktu kita terbuang...Hal
ini bisa diatasi dengan cara aktif dan proaktif, yaitu: Hantam...dan Lawan
kondisi jiwa yang tak enak tadi. Dengan aktif, kita berjuang mengatasi
kelesuan, kepasifan dan ketidaknyamanan dengan menghantam dan melawannya...Cara
Hantam & Lawan ke-tidak-enak-an ini kita lakukan terus menerus sebagaimana
sindrom skizofrenia terus menerus menyerang kita...Insya Allah dengan
Hantam...Lawan...jiwa kita menjadi bangkit dan berontak dari kelesuan dan
bangkit dari ketidak nyamanan...Dengan cukup mengingatkan diri kita untuk
Hantam & Lawan saja, jiwa kita Insya Allah segera berubah menjadi jiwa yang
kuat, karena segera bangkit dari kelemahan, segera bangkit dari ke-tidak-enak-an dan segera
bangkit dari membiarkan diri "dipermainkan" sindrom
skizofrenia...Insya Allah...Bismillah...
Sabtu, 14 April 2012
Kiat The Brotherhood Touch of Michael Jackson & Jermaine Jackson
Pembaca yang budiman...
Sering kita merasa otak kita
jenuh...kita merasa otak kita lemah...kita merasa otak dan pikiran kita
mengalami demensia predok (kemunduran)...kita sudah berusaha menghilangkan
kelemahan otak kita...berjalan-jalan sudah kita lakukan, namun kelemahan dan
kejenuhan otak yang kita rasakan tidak hilang...lebih-lebih lagi bagi kita yang
mencari rezeki dengan menggunakan otak/mahasiswa yang harus belajar, kita
merasa "lumpuh" dalam kehidupan ini...Jika ini yang dialami pembaca,
ada satu usul yang ingin saya sampaikan yang telah ampuh bekerja pada saya,
yaitu cobalah mengisi pikiran dan perasaan kita dengan mengingat dan mendengarkan
lagu-lagu our brother moslem kita (ditengah simpang siur beritanya, mudah2an ia
benar-benar telah menjadi moslem) brother kita Michael Jackson dan Jermaine
Jackson. Michael Jackson yang Superstar itu bila dikenang dan di dengar lagunya,
bisa menyentuh perasaan tumpul skizofrenia kita dan meng-enak-an pikiran kita.
Kita bangga karena karena perasaan bangga seorang fans umumnya. Juga terutama karena Michael Jackson & Jermaine Jackson seorang moslem, kita merasakan
moslem brotherhood, persaudaraan muslim yang mengindahkan perasaan. Ini membuat
jiwa kita senang. Dan Almarhum Brother
Moslem Michael Jackson bersama sang Kakak Jermaine Jackson membuat kita bangga,
bahkan bisa melintas waktu sampai akhirat
jika kita diizinkan Allah nanti, yaitu Insya Allah kita bisa bertemu dengan
mereka di Pasar Di Surga, karena kata Rasulullah Para Penghuni Surga akan
berkumpul tiap hari Jum'at di Pasar di Surga, dimana mereka menceritakan
pengalaman mereka waktu di dunia dahulu di Pasar Surga itu. Mengingat hal ini
dan mendengarkan lagu-lagu Almarhum Michael Jackson (di lain waktu kita iringi dengan dzikir Insya Allah), cukup ampuh bagi saya sebagai
salah satu cara untuk menghilangkan pikiran jenuh dan perasaan lemah
pikiran...mudah-mudahan demikian juga bagi pembaca. Tapi mudah-mudahan kiat ini terlihat idenya, yaitu kiat mem-fresh-kan pikiran dengan keinginan bertemu dengan orang yang kita kagumi atau kita cintai di Surga nanti Insya Allah dengan izin Allah...keinginan dimensi akhirat untuk mem-fresh-kan pikiran kita yang jenuh di dunia ini...
Selasa, 10 April 2012
Kiat Oxygen
Pembaca yang budiman...
Kesusahan kita skizofrenia adalah pikiran kita hampir selalu tidak fokus...kita sukar berkonsentrasi mengerjakan sesuatu...pikiran yang tidak fokus ini menyebabkan perasaan kita gelisah. Tom Hank dalam suatu film pernah mengeluh kepada temannya ketika ditanya apa yang menyusahkannya, dijawab Tom Hank dalam film itu:" I can not think ". Demikianlah malangnya bagi kita skizofrenia karena kita hampir selalu tidak dapat berfikir, karena kita tidak fokus...pikiran kita "berkabut", tidak tajam, butek...Pikiran kita berputar-putar, menyebabkan perasaan gelisah, tidak PD, dan melamun serta kadang menangisi nasib.
Sebenarnya pembaca yang budiman, semua hal ini dikarenakan otak kita tidak bekerja dengan baik...Jika demikian, ada salah satu cara untuk mengatasinya, yaitu dengan mensuplai oxygen ke otak kita. Caranya mudah: duduklah di kursi yang ada sandarannya...lalu pejamkan mata...kemudian hiruplah udara melalui hidung...dan rasakan oxygen "menjalar" ke syaraf-syaraf otak kita...hirup udara dan rasakan oxygen menjalar ke otak...demikian berkali-kali sampai otak enak diajak berpikir...Jika insya Allah otak sudah enak berpikir, ketika otak sudah "terang", dan ketika kita jadi Percaya Diri karena bisa menggunakan akal dan pikiran yang tajam, maka bekerjalah: belajar bagi mahasiswa atau cari uang (plus sampingan) bagi kita yang karyawan, karena "life goes on", kehidupan berlangsung terus...Bismillah...
Sabtu, 07 April 2012
Kiat Masa Yang Indah
Pembaca yang budiman...
Skizofrenia membuat perasaan kita tumpul...kita menderita karena emosi datar...padahal emosi yang datar menyebabkan kita enggan beraktifitas, maunya tidur-tiduran di pembaringan...kita menjadi orang yang malas. Pembaca yang baik budi, salah satu cara untuk mewarnai perasaan kita untuk memerangi emosi yang datar adalah dengan mengingat masa-masa yang indah dalam hidup kita....dengan mengingat masa-masa yang indah perasaan kita akan merasa enak dan senang...masa-masa yang indah dalam kehidupan kita skizofrenia adalah masa-masa sebelum sakit pertama kali...skizofrenia biasanya menyerang usia antara 20 dan 25 tahun...akan halnya saya, saya menderita ketika umur 22 tahun pada tahun 1989...Masa-masa sesudah 1989 adalah masa yang berat, sedang masa-masa sebelum 1989 adalah masa-masa yang indah bagi saya...beruntung bagi saya, masa-masa antara 1987 sampai dengan masa 1989 adalah masa-masa kuliah saya yang produktif, yang indah dan menyenangkan...Maka saya sering megingat masa-masa ini, dan Alhamdulillah saya bisa mengingatnya dengan bantuan medengar lagu-lagu yang sedang hits saat itu...(memang masih pro dan kontra dalam agama mengenai mendengar lagu, tapi saya meniatkannya mendengar untuk bisa bekerja dan beraktifitas...mudah-mudahan Allah Mengampuni saya)...Dengan mengingat masa-masa indah dalam hidup kita ini, hati kita terwarnai, emosi enak dan nyaman, sehingga kita lancar beraktifitas...Insya Allah....
Rabu, 04 April 2012
Kiat Paksa
Pembaca yang budiman...
Skizofrenia menyebabkan kita sulit untuk belajar atau bekerja karena skizofrenia menyebabkan kita resah, gelisah dan tak fokus. Kita jadi tidak bisa mengerjakan tugas-tugas kita. Beribadah pun sulit dan rasanya berat karena enggan tak terkira. Kita menunggu-nunggu: kapan hati, pikiran dan jiwa ini menjadi nyaman sehingga enak mengerjakan tugas kita belajar atau bekerja. Kita melalui detik, menit dan jam dengan gelisah, sementara tugas menunggu, belajar harus dilalui dan kerja harus dilaksanakan.
Pembaca yang baik, jika kita menghadapi hal seperti ini, ada suatu kiat yang lumayan jitu: yaitu PAKSA diri mengerjakan tugas itu, baik belajar, bekerja, ibadah atau tugas lainnya...Paksa diri belajar...Paksa diri bekerja...Paksa diri Sholat Dhuha 12 rakaat...Paksa bangun malam Sholat Tahajud...Ajaib, pembaca, yang saya alami setelah memaksa diri, susahnya hanya diawalnya...misalnya mau sholat Dhuha, diri ini diserang rasa enggan...lalu saya Paksa diri wudhu, saat mulai paksa itu masih nggak enak, saya paksa lagi, eh ternyata malas dan enggan itu hilang...Sholat Dhuha jadi khusyuk, ...dan jika malas, enggan, gelisah muncul di rokaat keempat, maka saya Paksa lagi, eh saya jadi bisa sholat Dhuha sebanyak 12 rokaat...Alhamdulillah. Demikian pembaca, rasa enggan, malas, resah, gelisah itu harus dilawan dengan paksa, karena rasa susah skizofrenia itu insya Allah cuma "gertak sambal" belaka...kalau kita lawan dan kita hadapi, kita paksa diri mengerjakan aktivitas bermanfaat, skizofrenia itu hilang dan kita jadi asyik mengerjakan tugas-tugas yang harus kita lakukan tersebut...Insya Allah...
(Kisahku 1): Kemauan Kuat
Pembaca
yang budiman...masa kecil yang aku lalui di Jakarta Barat yang ketika itu masih
tempat "jin buang anak" (alias masih banyak pohon besar dan
pohon-poon kelapa yang tinggi-tinggi) adalah bahwa aku ketika kecil
Alhamdulillah sudah mempunyai kemauan kuat. Kemauan kuat ini muncul pertama
kali ketika aku berusia 2 tahun. Saat itu hari siang, dirumah kontrakan, aku
dan Umi duduk-duduk di dapur. Saat itu Umi nggak punya uang untuk belanja. Ayah
ngajar di SMP 63 Jakarta sebagai tenaga honorer, dan hari itu Ayah tidak punya
uang untuk di tinggalkan kepada Umi.
Siang itu kami merasa lapar. Di rumah kontrakan sebelah tinggal Ibu
Aziz. Aziz adalah anaknya yang berusia 20 tahun, dan Umi memanggilnya Ibu Aziz.
Ibu Aziz siang itu menggoreng ikan teri dan kacang. Baunya sangat semerbak
memasuki dapur kami. Aku dan Umi merasa bertambah lapar.
Agaknya Ibu Aziz tahu
bahwa kami tak masak siang itu. Karena sebentar kemudian ia mengetuk dinding
bilik bambu yang membatasi dapur kami. Melaui bolongan kecil di bilik bambu,
Ibu Aziz memberikan ikan teri dan kacang yang sedang digorengnya.
Saat itulah aku pertama
kali merasakan tidak enaknya menjadi orang tak punya. Walau masih berumur dua
tahun ketika itu, aku telah bertekad akan menjadi orang yang berada ketika
besar nanti. Aneh memang, aku masih berumur dua tahun, namun keinginan kuat
untuk menjadi orang berada tertanam dalam jiwaku.
Kemauan kuat ini makin
hari makin bertambah seiring dengan keadaan susah kedua orang tua ku. Ketika
aku TK (Taman Kanak-kanak) aku juga mengalami kembali lecutan kemauan kuat itu.
Ayah dan Umi ku adalah orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mereka
tahu pentingnya pendidikan. Maka walaupun Ayahku masih berstatus guru honorer,
belum guru tetap, Ayah memasukkan aku ke sekolah Taman Kanak-Kanak Perniagaan
di dekat SMPN 63 di daerah Pasar Pagi di Jakarta Barat. Di TK itu aku bertiga adalah
anak-anak yang berkulit gelap, sisanya yang sebagian besar itu adalah anak-anak
keturunan Tionghoa. Aku merasa terkucil, tapi mungkin berada dalam lingkungan
asing ini memang merupakan nasib sepanjang sebagian besar jalan hidupku,
terbukti nanti ketika aku dapat beasiswa kuliah di Belanda dan kemudian kuliah
master di Jepang.
Nah kemauan kuatku yang
muncul keduakalinya adalah ketika di TK itu. Begini, aku hanya mempunyai dua celana pendek dan dua
baju untuk sekolah. Sialnya, suatu hari celana pendek yang aku pakai itu sudah
lusuh dan sudah robek sebagian. Pagi itu aku pakai lagi celana yang sudah setengah
robek itu. Di sekolah, karena aku berlari-lari, maka robek penuhlah celana
pendek itu. Celana pendek itu berubah menjadi rok. Malu sekali aku waktu itu.
Anak-anak TK masuk jam 7 dan pulang jam 9 pagi. Setelah sekolah TK usai jam 9,
aku belum bisa pulang. Karena jarak sekolah dan rumah di Jelambar adalah 7
kilometer. Maka aku harus menunggu Da Ujang untuk bersama pulang ke rumah,
kakak sepupuku yang sekolah di SMA 19, masih dikawasan SMP 63 dan TK Perniagaan
itu. Maka menderitalah aku selama menunggu dari jam 9 pagi sampai jam 12,
sampai usai belajar sekolah SMA Kakak Sepupuku itu. Aku sekarang memakai rok,
bukan celana pendek. Maka aku duduk didekat Penjaga Sekolah sambil menutupi
celanaku agar tak terlihat orang. Pada saat itulah aku bertekad kuat untuk
kedua kalinya, kalau besar nanti aku akan menjadi orang yang berada dan sukses.
Kemauan kuat dari
pengalaman kecil yang lalu itu dari hari bertambah hari, bulan bertambah bulan makin
subur. Kemauan kuat itu pada suatu hari mendapat "ke-kekalan-nya"
ketika aku berumur 5 tahun, yaitu ketika Umi mengajakku main catur yang baru di
beli Ayah. Umi mengajariku
main catur, mengajariku cara-cara menggerakkan bidak catur. Alhamdulillah
begitu main setelah diajari Umi langkah-langkahnya, aku langsung bisa
mengalahkan Umi dalam main catur itu.
Sejak itu aku suka
main catur. Aku bermain catur dengan
teman-teman ku. Dan Alhamdulillah aku selalu menang. Bahkan teman-temanku yang
lebih besar, yang sudah SD maupun SMP (aku masih TK) dapat kukalahkan.
Begitulah semakin lama semakin banyak yang menantang aku main catur, dan
Alhamdulillah aku dapat mengalahkan mereka. Sehingga terkenallah aku sampai ke
daerah-daerah lain se-Kelurahan Jelambar di Jakarta Barat itu. Bahkan ada
seorang Bapak yang yakin aku tidak bisa mengalahkannya. Maka ia mengajak aku
main catur dengan "poor" menteri, ia bermain catur tanpa menteri.
Namun aku dapat mengalahkannya. Ia kaget. Lalu mengajakku main lagi, kali ini
dengan lengkap dengan menteri. Namun alangkah kecewanya ia, karena kali inipun
ia kalah lagi.
Setelah aku kelas tiga SD,
aku diajak Pak RT sebagai salah seorang team catur RT dalam rangka perayaan
Tujuh Belas Agustus-an, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di
lingkungan RW. Alhamdulillah aku menang melawan orang-orang yang lebih tua
dalam pertandingan catur ini.
Demikianlah aku dengan
hobiku main catur ini, menang sampai SMP dan SMA. Hanya ketika kuliah di Delft
aku mengurang main catur ini, main hanya terbatas dilingkungan teman-teman
saja. Dan akhirnya berhenti ketika aku kerja di Instansi Pemerintah pada tahun
1997. Kenapa? Seiring dengan bertambahnya usia, Alhamdulillah aku semakin
banyak membaca buku Agama Islam. Ternyata kudapati dalam ajaran Islam bahwa
kita disuruh saling menyayangi antara sesama makhluk Allah, antara sesama
manusia. Maka aku menghadapi dilema ketika main catur. Karena: jika aku menang,
maka aku menjadi tak enak hati dengan orang yang aku kalahkan, karena pasti ia
kecewa. Padahal telah tumbuh dalam hatiku rasa kasih sayang dan mencintai
sesama manusia seperti yang disuruh oleh ajaran Agama. Sedang kalau aku kalah,
maka aku juga jadi nggak enak sendiri. Disamping itu juga main catur
menghabiskan waktu banyak, sehingga mengurangi waktu untuk beribadah atau
mengerjakan pekerjaan lain. Maka sejak tahun 1997 aku tidak main catur lagi, hanya
terbatas dengan kakak iparku saja yang memang sangat hobi bermain catur.
Tetapi tahukah pembaca
yang budiman apa yang terutama yang diberikan permainan catur kepada ku? Yaitu
kemauan kuat untuk menang. Catur mendidikku bermental juara. Catur membuatku
selalu ingin menang dalam setiap permainan, ya dalam setiap permaianan
anak-anak lainnya, seperti main kelereng, main dampu, main karambol, pingpong
dan lainnya. Karena adanya kemauan kuat untuk menang ini, aku memang jadi
benar-benar menang dalam kebanyakan permainan itu. Dan Alhamdulillah ini juga
terbawa dalam belajar di sekolah. Aku jadi selalu ingin juara kelas atau juara
umum di sekolah. Dan Alhamdulillah aku benar-benar juara di sekolah.
Dan mental juara ini ternyata membawa berkah
bagiku. Aku jadi dipilih sebagai peserta acara CEPAT TEPAT di TVRI waktu SMP
(tahun 1982) walaupun sebagai pendamping, karena waktu itu aku kelas I sedang
ketua regu ku kelas II. Alhamdulillah, walaupun hanya sampai semi final. Hadiah
dari TVRI sangat memuaskan yaitu sekotak komplit jangka berbagai ukuran merek
terkenal dan sebuah tas sekolah dari merek yang sangat mahal waktu itu.
Dan Alhamdulillah kemudian
ketika aku SMA, karena prestasi sekolahku bagus, aku menerima beasiswa dari
Pemerintah melalui sekolah. Dan sekolahku kemudian mencalonkan aku masuk
Universitas Indonesia (UI) melalui jalur PMDK (Penelurusan Minat Dan Kemauan),
dan Alhamdulillah aku diterima di UI tanpa tes. Dan karunia Allah yang lebih
besar lagi aku terima yaitu, aku diikutsertakan sekolahku, SMA 78, dalam tes
untuk mendapat beasiswa Pemerintah melalui Menristek (yang waktu itu adalah
Bapak Habibie) untuk belajar diluar negeri. Alhamdulillah aku di terima, dan
bersama 75 siswa yang lain pada bulan April 1987 berangkat menuntut ilmu kuliah
di Negeri Kincir Angin, negeri Belanda.
Dua tahun pertama kuliah
di Belanda, di kota Delft, kulalui dengan indah dan penuh semangat serta
opimisme yang tinggi. Kemauan kuat ku masih terpelihara. Sementara ada rekanku
yang pesimis dan cemas bila menghadapi ujian, aku tetap semangat tanpa ada
perasaan takut atau perasaan negatif lainnya. Benar-benar lagi
"top-top" nya aku waktu itu. Tinggal di luar negeri, kuliah dengan
bule dan dapat uang saku beasiswa yang banyak. Benar-benar serasa di surga
ibaratnya....
Namun datanglah masa itu.
Masa dimana skizofrenia menyerang. Tahun itu tahun 1989 dibulan Nopember.
Setelah bekerja keras 3 bulan mengendap dikamar mempersiapkan ujian kenaikan
tingkat yang Alhamdulillah berhasil kulalui, aku bukannya beristirahat tapi
malah baca buku filsafat Agama. Maka inilah pemicuku menderita sakit
skizofrenia. Usiaku tahun 1989 itu adalah 22 tahun. Memang skizofrenia biasanya
menyerang di usia 20-25 tahun, terlebih yang karena faktor keturunan. Aku
dirawat di Delft dan kemudian diteruskan di rawat di Jakarta.
Alhamdulillah beberapa
pekan kemudian aku sembuh, tanpa perlu makan obat lagi. Aku kemudian cuti
kuliah setahun di Indonesia. Awal tahun 1991 aku kembali ke Belanda. Namun
pertengahan tahun 1991 dan pertengahan 1992 aku sakit lagi. Mulai pertengahan
1992 itu aku di vonis harus makan obat selalu seumur hidup.
Pembaca yang budiman, obat
yang aku minum adalah tiga kali dalam sehari. Ini membuatku ngantuk sekali.
Namun aku patuh pada perintah dokter. Enam bulan sejak 1992, kuliahku di
Belanda mengalami penurunan prestasi, karena aku sulit berkonsentrasi disebabkan
pengaruh obat ini. Hal lain yang juga menjadi penyebab adalah setahun ini aku
hidup seorang diri di apartemen, berlainan dengan masa dua tahun pertama di
Belanda yang aku lalui dengan mengontrak rumah bersama empat teman dari
Indonesia yang lain.
Setelah mengalami
kemunduran dalam belajar itu, aku berpikir, apakah aku akan begini selamanya?
Jika seperti ini berlanjut, hal ini berbahaya bagi hidupku. Aku bakalan drop
out dari kuliah. Aku bakalan susah mencari nafkah nanti. Aku harus berubah.
Maka aku mengingat kesuksesanku-kesuksesanku sebelum-sebelum ini. Maka aku
teringat bahwa ketika masih balita, SD, SMP, SMA dan dua tahun pertama di
Belanda kuliah sukses, hal itu adalah karena aku mempunyai senjata, yaitu:
Kemauan kuat. Wahai kemana dia sekarang. Dimana kemauan kuat ku itu? Kemudian
aku sadar bahwa kemauan kuat ku hilang karena aku tak dapat berpikir yang
disebabkan oleh obat skizofrenia yang harus aku minum selama hidup. Bagaimana
ini, aku berpikir keras...
Alhamdulillah kemudian aku
berpikir, bahwa aku memang mengantuk dan sulit berkonsentrasi karena makan obat
skizofrenia. Tapi mungkin aku bisa membeli obat suplemen yang dapat
meningkatkan konsentrasi. Obat-obat atau supplemen seperti ini banyak dijual di
toko obat . Nah kemudian mulailah aku mengkonsumsi obat peningkat konsentrasi.
Ditambah juga dengan minum kopi untuk menghilangkan kantuk. Kemudian aku juga
pindah dari kehidupan sendirian di apartemen, pindah mengontrak rumah lagi
dengan tiga orang teman lain dari Indonesia.
Alhamdulillah, dengan
segala usaha ini, aku sedikit demi sedikit bisa berpikir dan berkonsentrasi kembali.
Dengan dapatnya aku berkonsentrasi, kemauan kuat ku pun tumbuh kembali. Aku bertekad kuat, aku harus menyelesaikan
studi ku di Belanda ini. Aku belajar dengan giat dan belajar dengan keras
kembali. Alhamdulillah rumah yang aku kontrak bersama teman-temanku berada tak
jauh dari Perpustakaan, baik Perpustakaan Kampus maupun Perpustakaan Umum. Maka
aku dapat belajar sampai jam 23:00 malam hari, karena Perpustakaan kampus
memang tutup sampai jam 23:00 malam. Alhamdulillah dengan kemauan kuat yang
tumbuh kembali ini, pada pertengahan tahun 1995 aku berhasil mendapat gelar
sarjana Teknik Kimia dari Belanda...Alhamdulillah...Alhamdulillahi Robbil
'Alamin...
Selasa, 03 April 2012
Kiat Lihat Daftar Kiat-kiat
Pembaca yang budiman...
ketika skizofrenia menyerang dan kita mendapatkan cara/kiat untuk menanggulanginya, kita biasanya memakai cara itu terus-menerus dengan harapan serangan skizofrenia juga hilang terus menerus...tapi ternyata yang saya alami, serangan skizofrena tidak bisa diatasi dengan berpegang dengan satu-satunya cara saja...misalkan suatu saat saya menaklukan skizofrenia dengan cara mendengarkan lagu-lagu kesayangan semasa saya remaja, ternyata disuatu saat yang lain mendengarkan lagu-lagu tadi tidak bisa mengatasi skizofrenia tadi...Namun bisa juga kebalikannya, lagu-lagu tadi yang biasanya tak mempan, suatu saat bisa dipakai untuk menyantaikan pikiran yang jenuh...begitu juga dengan nasyid, lagu Cinta Rasul atau lainnya: membaca buku, novel dan lainnya...Jadi yang ingin saya sampaikan adalah jika kita diserang skizofrenia, lihat-lihatlah daftar kiat-kiat yang kita punya, kemudian kita pilih yang cocok diantaranya, ini adalah yaitu jika satu kiat yang biasanya berhasil, tidak bekerja disuatu saat yang lain...
Langganan:
Postingan (Atom)